Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semua pemimpin pasti menggunakan power and influence untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dapat berdampak bagi organisasi. Memperoleh dan menggunakan power itu merupakan proses politik. Dimana politik ini melibatkan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menggunakan kekuasaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan ketika terdapat ketidaksepakatan atau ketidakpastian tentang pilihan. Kekuasaan ini bisa mengarahkan individu untuk mempengaruhi orang lain sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kekuasaan bisa di ibaratkan seperti kemampuan atau kapasitas yang dimiliki X untuk memengaruhi perilaku Y, sehingga Y melakukannya sesuai keinginan X. Walaupun banyak beberapa orang yang memandang negatif tentang politik, tetapi jika penggunaan perilaku politik yang tepat dapat memenuhi tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Perilaku politik mengacu pada aktivitas yang tidak dipersyaratkan sebagai bagian dari peranan formal seseorang dalam organisasi, tetapi dapat memengaruhi, atau berupaya untuk memengaruhi apa yang menjadi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi tersebut. Sebagai seorang pemimpin pasti meyakini bahwa perilaku politik merupakan bagian utama dari keberlangsungan organisasi. Misalnya, salah satu faktor yang paling penting yang mengarah pada politik di dalam organisasi, bahwa sebagian besar fakta digunakan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk di interpretasikan. Terdapat salah satu base of power seperti kekuasaan formal yang didasarkan pada posisi seseorang dalam organisasi, dapat berasal dari kemampuan wewenang formal, memberikan imbalan maupun memaksa. Lalu bagaimana jika seorang pemimpin semena-mena terhadap para pengikutnya? Padahal telah dilakukan evaluasi tetapi perilaku pemimpin tersebut perilakunya tetap tidak berubah. Cara yang bisa dilakukan seperti diskusi dengan atasan. Diskusi ini mengungkapkan keluhan yang diharapkan bisa membuka pikiran pemimpin tersebut untuk tidak melakukan kesalahannya lagi. Kemudian bisa bersikap tegas, dengan bersikap tegas Anda bisa mengatakan bahwa perilaku pemimpin tersebut menyimpang dan mengungkapkan tidak boleh semena-mena terhadap para pengikutnya, harus sesuai etika di perusahaan bagaimana cara memperlakukan bawahan dengan baik. Politik merupakan proses yang alami untuk menyelesaikan perbedaan di dalam organisasi. Perilaku politik dapat menjadi kekuatan positif maupun kekuatan negatif. Penggunakan kekuasaan dan politik yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah merupakan aspek yang penting dari kepemimpinan. Sebagai seorang pemimpin dapat menggunakan kerangka acuan sumber daya manusia, struktural, simbolis, dan politik untuk memaksimalkan efektivitas kepemimpinan. Pemimpin sering kali menggunakan strategi pengaruh agar mampu mempengaruhi para pengikutnya. Pemimpin juga bisa menggunakan prinsip ini untuk menyelesaikan suatu masalah. Terdapat beberapa prinsip untuk menegaskan pengaruh pemimpin sepertiBantu orang agar bisa menyukai Anda. Seseorang akan cenderung lebih mudah mengatakan "ya" atau tidak menolak kepada seseorang yang kita sukai. Para pengikut pasti menyukai seorang pemimpin yang membuat mereka nyaman dengan dirinya sendiri, pemimpin yang memahami apa yang para pengikut butuhkan dan mengandalkan aturan feedback. Bisa membagikan apa yang Anda miliki seperti layanan, dukungan, waktu, maupun sumber daya. Kebanyakan orang merasa bahwa memberikan sesuatu sebagai imbalan itu merupakan kewajiban, dimana atas bantuan yang diperoleh dari orang apa yang diinginkan. Aktivitas politik hanya akan efektif jika visi, misi, dan perubahan yang diinginkan pemimpin dapat dibuat secara kompleks sehingga organisasi dapat memberikan tanggapan. Seorang pemimpin dapat menggunakan keberanian untuk bersikap tegas namun tetap sesuai etika yang ada, dengan mengatakan apa yang diyakini sehingga bisa mempengaruhi orang pemimpin harus memiliki keterampilan politik yang mengacu pada mempengaruhi orang lain dengan segala cara untuk mendorong tujuan dari seseorang. Kekuasaan dan politik tidak dapat dipisahkan karena saling berhubungan satu sama lain. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Keterkaitanlogis antara politik dan kekuasaan menjadikan setiap pembahasan tentang politik, selalu melibatkan kekuasaannya didalamnya. Itulah sebabnya membahas sekularisasi kekuasaan. Pada dasarnya hubungan kekuasaan politik adalah kemampuan individu atau kelompok untuk memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa menunjang sektor
Ada banyak definisi ilmu politik yang bisa kita temui baik dibuku teks dalam dan luar negeri. Dan hingga saat ini terus dilakukakan usaha untuk mencari pendefinisian ilmu politik. Karena perkembangan yang begitu pesat tentang politik menyebabkan setiap pakar ilmu politik berusaha kuat membangun sebuah definisi ilmu politik. Namun kesukaran dalam mendefinisikan ilmu politik itu tidak menyebabkan usaha-usaha mencari definisi yang umum dapat diterima itu menjadi dihentikan, melainkan justru menimbukan bermacam-macam definisi, sehingga dapatlah dikatakan bahwa kesukaran mendefinisikan ilmu politik disebabkan terutama karena banyaknya definisi-definisi yang berlain-lainan, yang satu berbeda dari pada yang lainnya secara principal. Ada banyak definisi yang menjelaskan tentang ilmu politik. Diantaranya apa yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini,
Secaraeksternal, birokrasi juga merupakan hubungan social antara organisasi birokrasi dengan elemen luar organisasi birokrasi. Secara basis filosofi, birokrasi merupakan bentukan politik dan kekuasaan. Secara praktis, politik dan kekuasaan berada pada subjek-subjek pemegang otoritas karismatik, tradisional dan legal-rasional (Weber).
Untuk mencapai sebuah kekuasan kita memerlukan lembaga politik, tanpa lembaga tersebut, kekuasan tidak akan tercapa, karena politik adlah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat, khususnya dalam negara. Hubungan antara politik dengan kekuasaan adalah politik untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional saya suka jawaban yang singkat tapi benar
Politikdidefinisikan sebagai "setiap pola hubungan yang kokoh antarmanusia dan melibatkan secara cukup mencolok kendali, pengaruh, kekuasaan dan kewenangan". Karl Albrecht (1983) memberikan pemahaman bahwa suatu organisasi akan dipengaruhi factor- faktor politis internal yang berkaitan dengan budaya organisasi dan gaya manajemen.
APA yang dimaksud dengan kekuasaan? Apa perbedaan kepemimpinan dengan kekuasaan? Bagaimana pembaca melihat perspektif politik di era sekarang? Kekuasaan selama ini sering dianggap sebagai kata yang kotor. Lebih mudah bagi sebagian kita untuk berbicara tentang uang ketimbang tentang kekuasaan. Dimana mereka yang mencoba untuk tidak kelihatan sedang mengejar-ngejarnya, mereka juga yang pandai mendapatkannya akan merahasiakan cara untuk memenangkannya. Kekuasaan selama ini sering dianggap sebagai kata yang kotor. Lebih mudah bagi sebagian kita untuk berbicara tentang uang ketimbang tentang kekuasaan. Dimana mereka yang mencoba untuk tidak kelihatan sedang mengejar-ngejarnya, mereka juga yang pandai mendapatkannya akan merahasiakan cara untuk memenangkannya. Untuk mempelajari bagaimana kekuasaaan bekerja dalam organisasi, maka kita harus menggunakan pengetahuan kita untuk membantu menjadi seorang manajer yang lebih efektif. Kekuasaan power mengacu pada kemampuan yang dimiliki Atasan untuk mempengaruhi perilaku Karyawan sehingga Karyawan bertindak sesuai dengan keinginan Atasan, dimana artinya ini merupakan sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan agar efektif dan sebuah hubungan ketergantungan. Kekuasaan merupakan suatu kemampuan atau potensi. Seseorang yang bisa saja memiliki kekuasaan tetapi tidak menjalankannya. Barang kali aspek terpenting dari kekuasaan adalah bahwa hal ini merupakan fungsi ketergantungan. Ketergantungan dependency disini yang dimaksud adalah hubungan Karyawan dengan Atasan, ketika Atasan memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh Karyawan. “Para pemimpin menggunakan kekuasaan sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan kelompok. Para pemimpin mencapai tujuan dan kekuasaan adalah sarana untuk memudahkan usaha mereka tersebut. Adapun perbedaan dari istilah tersebut adalah kekuasaan tidak mensyaratkan kesesuaian tujuan; hanya ketergantungan, sebaliknya kepemimpinan mensyaratkan keserasian antara tujuan pemimpin dan mereka yang dipimpin. Perbedaan keduanya berkaitan dengan arah dan pengaruh. Dimana kepemimpinan berfokus pada pengaruh ke bawah kepada para pengikutnya. Kepemimpinan meminimalkan pola-pola pengaruh ke samping dan ke atas tetapi kekuasaan tidak demikian.” Landasan Kekuasaan Landasan kekuasaan memiliki dua bagian yaitu kekuasaan umum dan kekuasaan pribadi. Kekuasaan formal atau biasa disebut kekuasaan umum didasarkan pada posisi seorang individu dalam sebuah organisasi. Dimana kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksa atau memberi imbalan atau dari wewenang formal. Kekuasaan ini terdiri dari kekuasaan koersif coercive power yang merupakan landasan kekuasaan rasa takut. Seperti seseorang memberikan reaksinya terhadap kekuasaan ini karena rasa takut terhadap akibat-akibat negatif yang mungkin terjadi jika ia tidak patuh. Kekuasaan ini mengandalkan ancaman, sanksi fisik yang menimbulkan rasa sakit, frustasi dan pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan. Selanjutnya ada kekuasaan imbalan reward power merupakan kepatuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan dalam memberikan imbalan yang dipandang bernilai oleh orang lain dan ada juga kekuasaan legitimasi legitimate power yang merupakan kekuasaan yang diterima oleh seseorang karena posisinya dalam hierarki formal sebuah organisasi. Selain kekuasaan formal landasan kekuasaan memiliki kekuasaan pribadi dimana kekuasaan pribadi merupakan kekuasaan yang berasal dari karakteristik individual mereka yang unik seperi kekuasaan karena keahlian expert power yang merupakan pengaruh berdasarkan keterampilan atau pengetahuan khusus yang berorientasi pada teknologi. Selanjutnya ada kekuasaan rujukan referent power yang merupakan pengaruh yang didasarkan pada kepemilikan sumber daya atau sifat-sifat pribadi yang menyenangkan diri seseorang. Landasan Kekuasaan Manakah Yang Paling Efektif? Dari tiga landasan kekuasaan formal dan dua landasan kekuasaan pribadi yang paling efektif untuk dimiliki adalah kekuasaan yang bersifat pribadi, dimana kekuasaan ini merupakan keahlian maupun rujukan secara positif yang berkaitan dengan kepuasan karyawan terhadap penyeliaan, komitmen keorganisasian mereka dan kinerja mereka. Adapun beberapa macam taktik kekuasaan yang berpengaruh dalam bertindak antara lain seperti legitimasi, persuasi rasional, seruan inspirasional, konsultasi, tukar pendapat, seruan pribadi, menyenangkan orang lain, menggunakan rayuan, pujian atau perilaku bersahabat sebelum membuat permintaan, tekanan dan koalisi. Kekuasaan Dalam Kelompok Koalisi Koalisi coalition merupakan suatu kelompok yang diikatkan bersama dengan sebuah isu yang diperjuangkan bersama pula. Adapun cara untuk mendapatkan pengaruh adalah dengan menjadi pemegang kekuasaan. Karena itu, orang-orang yang meninginkan pengaruh adalah dengan menjadi pemegang kekuasaan. Karena itu orang-orang yang menginginkan kekuasaan akan berupaya membangun landasan kekuasaan pribadi. Tetapi dalam banyak contoh hal ini mungkin sulit, berisiko, mahal atau bahkan mustahil. Bila demikian upaya akan dilakuakan untuk membentuk koalisi dari dua atau lebih “orang diluar kekuasaan” yang bersatu dan dapat menggabungkan sumber-sumber daya mereka guna meningkatkan kekuasaaan. Koalisi dikatakan dapat berhasil terdiri atas anggota-anggota yang sifatnya cair dan bisa terbentuk secara cepat, dapat menjangkau isu yang menjadi sasaran mereka dan cepat pula bubarnya. Adapun prediksi yang bisa dibuat mengenai pembentukan koalisi antara lain koalisi dalam organisasi sering kali berupaya memperbesar ukuran mereka sampai maksimal. Dimana dalam teori ilmu politik koalisi bekerja secara lain dengan cara mereka mencoba meminimalkan ukuran. Mereka akan puas dengan ukuran yang secukupnya asalkan dapat menjalankan kekuasaan yang diperlukan guna mencapai sasaran mereka. Ini berarti memperluas koalisi untuk sebanyak mungkin menampung kepentingan sebanyak mungkin dan prediksi selanjutnya dimana koalisi bisa tercipta bilamana terdapat banyak ketergantungan tugas dan sumber daya dan yang trakhir pembentukan koalisi akan dipengaruhi oleh tugas- tugas aktual yang dijalankan oleh para pekerja, artinya semakin rutin tugas sebuah kelompok maka semakin besar kemungkinann akan terbentuk koalisi. Pelecehan Seksual Ketidakseimbangan Kekuasaan Di Tempat Kerja Pelecehan seksual juga dapat menyebabkan kehancuran sebuah organisasi, tetapi tindakan ini sebenarnya dapat dihindari. Peran seorang manajer dalam mencegah pelecehan seksual sangat penting. Adapun beberapa cara agar para manajer dapat melindungi diri meraka sendiri dan karyawan mereka dari pelecehan seksual seperti memastikan adanya sebuah kebijakan yang dengan tepat mendefinisikan hal- hal yang merupakan pelecehan seksual, yang memberitahu karyawan bahwa mereka dapat dipecat karena melakukan pelecehan seksual semacam itu kepada karyawan lain dan yang menetapkan prosedur untuk menyampaikan keluhan, meyakinkan para karyawan bahwa mereka tidak akan menghadapi balasan jika mereka menyampaikan keluhan mereka, menyelidiki setiap keluhan dan ikut sertakan divisi legal dan sumber daya manusia di perusahaan, memastikan bahwa pelakunya terkena sanksi atau diberhentikan dan mengadakan seminar internal untuk membangkitkan kesadaran karyawan akan isu-isu seputar pelecehan seksual. Kesimpulannya adalah bahwa manajer memiliki tanggung jawab untuk melindungi karyawan mereka dari lingkungan kerja yang tak menyenangkan, tetapi mereka juga perlu melindungi diri mereka sendiri. Perilaku Politik Perilaku politik political behavior merupakan kegitan yang tidak dipandang sebagai bagian dari peran formal seseorang di dalam organisasi tetapi yang mempengaruhi atau berusaha memengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi. Perilaku ini mensyaratkan suatu upaya untuk menggunakan landasan kekuasaan seseorang. Selain itu, definisi ini mencakup berbagai upaya untuk mempengaruhi tujuan, kriteria atau proses yang digunakan dalam pengambilan keputusan ketika kita menyatakan bahwa politik terkait dengann “distribusi keuntungan dan kerugian didalam organisasi”. Politik juga memiliki dua perbedaan antar lain politik yang sah legitimate political behavior yang mengacu pada politik sehari-hari yang sifatnya normal dan politik yang tidak sah illegitimate political behavior merupakan perilaku politik berat yang menyimpang dari aturan main telah ditentukan. Realitas Politik Politik merupakan sebuah kenyataan hidup dalam organisasi. Organisasi terbentuk dari individu dan kelompok dengan nilai, tujuan dan kepentingan yang berbeda- beda. Fakta ini mengandung potensi timbulnya konflik untuk memperebutkan sumber daya. Dimana sumber daya yang dimiliki organisasi juga memiliki batasan, sehingga potensi konflik berubah menjadi konflik nyata. Jika sumber daya yang dimiliki organisasi melimpah maka semua konstituen yang beragam dalam organisasi dapat memenuhi kebutuhannya. Adapun faktor-faktor yang berkontribusi terhadap berperilaku politik seperti faktor individu yang sifatnya berdasarkan kepribadian tertentu, kebutuhan dan beberapa faktor lain yang dapat dikaitkan dengan perilaku politik seseorang serta faktor organisasi yang merupakan kegiatan politik yang kiranya lebih merupakan fungsi karakteristik organisasi ketimbang fungsi variabel perbedaan individu. Bagaimana pembaca melihat perspektif politik di era sekarang? Adapun temuan yang dipaparkan oleh Tim Survei Ahli LIPI yang lakukan pada bulan April tahun 2020 ada empat aspek yang dilihat yaitu pemetaan kondisi politik, ekonomi, sosialbudaya dan pertahanan keamanan. Terkait aspek kondisi politik, ada tiga temuan penting yang perlu digarisbawahi dari hasil survei ini. Pertama kebebasan sipil berada dalam kondisi baik, kedua di antara beberapa lembaga demokrasi, partai politik parpol, kepolisian, dan DPR dinilai sebagai lembaga demokrasi dengan kinerja buruk sedangkan KPK, TNI, dan Presiden dinilai sebagai lembaga demokrasi dengan kinerja terbaik ketiga berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu, partisipasi pemilih dan kinerja penyelenggara pemilu serta tata kelola penyelenggaraan pemilu menjadi hal yang paling menentukan kualitas penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Sedangkan pada aspek ekonomi diketahui bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat sudah relatif baik, namun tingkat kesenjangan ekonomi di masyarakat masih perlu diperhatikan dan dicarikan solusi terbaik. Hal ini dikarenakan faktor ketimpangan dan ketidakadilan ekonomi ternyata masih menjadi faktor yang cukup dominan berpotensi menghambat konsolidasi demokrasi Indonesia. Sementara itu terkait pada aspek sosial budaya keadaan yang menunjukkan masih terdapatnya kesenjangan sosial di tengah masyarakat Indonesia seperti terjadi sebagian besar karena adanya perbedaan tingkat dan akses di bidang ekonomi. Selain masih terdapat kesenjangan sosial dan sikap intoleransi di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir juga dinilai cukup tinggi dan pada aspek pertanahanan keamanan di Indonesia dianggap sudah efektif, tetapi peningkatan kualitas personel masih perlu untuk diprioritaskan sebagai upaya memutakhirkan sistem pertahanan nasional. “Jika ingin membuat segala sesuatu terlaksana dalam sebuah organisasi ataupun kelompok, ada baiknya seseorang harus memiliki kekuasaan dahulu. Dimana sebagai seorang manajer yang ingin memaksimalkan kekuasaan, Anda nantinya perlu meningkatkan ketergantungan orang lain kepada Anda. Sementara Anda berusaha memaksimalkan ketergantungan orang lain kepada Anda, Anda harus berusaha meminimalkan ketergantungan Anda kepada orang lain.” Penulis adalah mahasiswa dan Dosen Magister Ilmu Manajemen FEB USU
2 Berdaulat keluar, artinya pemerintah mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk mengadakan hubungan dan kerjasama dengan negara lain, baik kerjasama politik, ekonomi, sosal budya serta melindungi keselamatan dan kedaulatan negara dari segala ancaman baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.
Pengertian Kekuasaan – Sifat, Sumber, Tipe, Perbedaan, Wewenang, Hubungan, Contoh Kekuasaan merupakan kewenangan yang bisa didapatkan oleh seseorang/kelompok untuk menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Kekuasaan merupakan kewenangan yang bisa didapatkan oleh seseorang/kelompok untuk menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak bisa dijalankan melebihi ke wenangan yang didapat atau kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku orang/kelompok sesuai dengan keinginan dari pelaku Miriam Budiarjo,2002 atau Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain agar berfikir dan perprilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi Ramlan Surbakti,1992. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Puisi – Ciri, Unsur, Jenis, Puisi Baru dan Lama, Contohnya Pada pembicaraan umum, kekuasaan bisa berarti kekuasaan golongan, kekuasaan pejabat negara, kekuasaan raja,. Sehingga tidak salah jika kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang memiliki kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mengendalaikan tingkah laku orang lain baik mau secara langsung dengan jalan memberi perintah/dengan tidak langsung dengan jalan memakai semua cara atau alat yang tesedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yang memerintah dan ada yang diperintah. Manusia berlaku sebagai objek sekalkigus subjek dari kekuasaan. Pengertian Kekuasaan Meurut Para Ahli Berikut ini merupakan Pengertian Kekuasaan Meurut Para Ahli. Rogers Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang yang dapat mengubah orang atau kelompok lain dalam cara yang spesifik, sebagai contohnya dalam kekuasaan dan pelaksanaan kerjanya. Ossip K Flechtheim Kekuasaan sosial merupakan keseluruhan dari kemampuan, hubungan dan proses yang menghasilkan ketaatan dari pihak lain untuk tujuan tujuan yang ditetapkan pemegang kekuasaan. Ramlan Surbakti Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berperilaku dan berfikir sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi. Walterd Nord Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi aliran energi serta dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya. Miriam Budiardjo Kekuasaan merupakan kemampuan seorang manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya kepada sesoorang/kelompok sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu Miriam Budiardjo. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pantun – Pengertian, Ciri, Macam, Cinta, Jenaka, Pendidikan, Agama, Nasehat, Contohnya Sifat Kekuasaan Kekuasaan lebih cendrung korup merupakan ungkapan yang sering kita dengar, dalam bahasa Inggris “Power tends to corrupct”. Kekuasan bisa dikatakan melekat pada jabatan atapun pada diri orang tersebut, penjelasan di atas di jabarkan sebagai berikut Position Power, kekuasaan yang ada pada posisi seseorang pada sebuah organisasi Personal Power, kekuasaan yang ada pada pribadi orang sebagai hubungan sosialnya. Sumber Kekuasaan Sumber kekuasaan dapat berupa kedudukan, kekayaan atau kepercayaan. Misalnya seorang komandan terhadap anak buahnya atau seorang majikannya terhadap pegawainya. Dalam kasus ini bawahan dapat ditindak jika melanggar disiplin kerja atau melakukan korupsi. Sumber kekuasaan dapat juga berupa kekayaan. Misalnya seorang pengusaha kaya mempunyai kekuasaan atas seorang politikus atau seorang bawahan yang mempunyai utang yang belum dibayar kembali. Kekuasaan dapat pula bersumber pada kepercayaan atau agama. Dibanyak tempat alim ulama mempunyai kekuasaan terhadap umatnya, sehingga mereka dianggap sebagai pemimpin informal yang perlu diperhitungkan dalam proses pembuatan keputusan di tempat itu. Tipe – Tipe Kekuasaan Menurut MacIver ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan / piramida kekuasaan, yaitu sebagai berikut Tipe pertama tipe kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir – hampir tak terjadi gerak sosial vertikal. Tipe yang kedua tipe oligarkis masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi, dasar pembedaan kelas – kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada para warga untuk memperoleh kekuasaan – kekuasaan tertentu. Bedanya dengan tipe pertama adalah walaupun kedudukan para warga pada tipe kedua masih didasarkan pada kelahiran ascribed status, individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan. Tipe yang ketiga tipe demokratis menunjukkan kenyataan akan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil sekali. Kelahiran seseorang tidak menentukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang – kadang juga faktor keberuntungan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Teks Ulasan, Contoh, Ciri, Tujuan, Struktur Dan Kaidahnya Perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan Keberhasilan seorang pemimpin banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam memahami situasi serta ketrampilan dalam menentukan macam kekuasaan yang tepat untuk merespon tuntutan situasi. Karena itu, kekuasaan sering dianggap sebagai persamaan dari kepemimpinan. Padahal kekuasaan tidak bisa disamakan dengan kepemimpinan. Beberapa perbedaan di antara keduanya, ialah Kekuasaan tidak menuntut kompatibilitas sasaran, melainkan sekedar menuntut ketergantungan. Sedangkan kepemimpinan menuntut kompatibilitas antara sasaran pemimpinnya dengan para pengikutnya. Kekuasaan dapat digunakan oleh individu atau kelompok untuk mengendalikan individu atau kelompok lain. Sedangkan kepemimpinan hanya berfokus pada pengaruh ke bawah bawahan, dan meminimalkan pola pengaruh ke samping atau sejajar dan ke atas. Untuk memperoleh kepatuhan, kekuasaan menekankan pada taktik yang digunakan. Sedangkan kepemimpinan lebih menekankan pada gaya interpersonal. Legitimasi Kekuasaan Di pemerintahan memiliki makna yang berbeda “kekuasaan” diartikan sebagai “kemampuan untuk mempengaruhi seseorang agar bisa melakukan sesuatu yang jikga dilakukan”, akan tetapi “kewenangan” ini akan mengacu pada klaim legitimasi, hak dan pembenaran untuk melakukan kekuasaan. Contohnya, masyarakat diperbolehkan pemilik kekuatan untuk menghukum para kriminal dengan hukuman mati tanpa ada sebuah peradilan sedangkan orang-orang yang beradab percaya terhadap aturan UU dan hukum serta menganggap bahwa hanya dalam suatu pengadilan yang menurut hukum bisa mempunyai kewenangan untuk memerintahkan hukuman mati. Kekuasaan Bersifat positif Merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Allah kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan mengubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu -tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental. Namun di dalam kekuasaan tidak semuah yang berkuasa memiliki kewenangan, karena kewenangan bersifat khusus. Kekuasaan Bersifat Negatif Merupakan sifat atau waktu dari seseorang yang arogan, apatis, dan egois dalam mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan yang ingin dipegang kekuasaannya dengan cara paksaan atau tekanan baik mental maupun fisik. Biasanya pemegang kekuasaan yang memiliki sifat negatif tersebut tidak mempunyai kecerdasan intelektual serta emosional yang baik, mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa harus melakukan pemikiran yang tajam dalam pengambilan keputusan, bahkan mereka tidak bisa menjalankan perintah yang mereka perintahkan kepada orang lain yang berada dibawah kekuasaannya sebab keterbatasan daya pikir. Dan umumnya kekuasaan dengan karakter negatif itu hanya mencari keuntungan pribadi/golongan diatas kekuasaannya. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Pantun Wewenang Kekuasaan Wewenang adalah suatu hak yang telah ditetapkan dalam suatu tata-tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan – kebijaksanaan, menentukan keputusan – keputusan megenai persoaln – persoalan yang penting, dan untuk menyelesaikan pertentangan – pertentangan. Wewenang ada tiga macam, yaitu Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan pada kharisma, yaitu suatu emampuan khusus wahyu, pulung ayang ada pada diri seseorang. Wewenang kharismatis berwujud suatu wewenang untuk diri orang itu sendiri dan dapat dilaksanakan terhadap segolongan orang atau bahkan terhadap bagian terbesar masyarakat. Wewenang Tradisional traditional authority Ciri – ciri wewenang tradisional adalah Adanya ketentuan – ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai wewenang, serta orang – orang lainnya dalam masyarakat Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi Selama tak ada pertentangan dengan ketentuan – ketentuan tradisional, orang – orang dapat bertindak secara bebas. Wewenang Rasional / Legal rational / legal authority Wewenang rasional / legal adalah wewenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum disini dipahamkan sebagai kaidah – kaidah yang telah diakui serta ditaati masyarakat dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara. Hubungan Kekuasaan dan Politik Ramlan Surbakti dalam bukunya yang berjudul Memahami Ilmu Politik, menyebutkan bahwa kekuasaan merupakan konsep yang berkaitan dengan perilaku. Kekuasaan dipandang sebagai gejala yang selalu terdapat dalam proses politik. Dalam kamus ilmu politik terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan kekuasaan power, seperti influence pengaruh, persuasion persuasi, force kekuatan, coercion kekerasan dan lain sebagainya. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Contoh Pamflet Influence adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah sikap dan perilakunya secara sukarela. Persuasion adalah kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu. Force adalah penggunaan tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan, menimbulkan rasa sakit ataupun membatasi pemenuhan kebutuhan biologis pihak lain agar melakukan sesuatu. Pengertian coercion adalah peragaan kekuasaan atau ancaman dan paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak pihak pemilik kekuasaan. Dari konsep di atas, kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya. Bila seseorang, suatu organisasi, atau suatu partai politik bisa mengorganisasi sehingga berbagai badan negara yang relevan misalnya membuat aturan yang melarang atau mewajibkan suatu hal atau perkara, maka mereka mempunyai kekuasaan politik. Variasi yang dekat dari kekuasaan politik adalah kewenangan authority, kemampuan untuk membuat orang lain melakukan suatu hal dengan dasar hukum atau mandat yang diperoleh dari suatu kuasa. Seorang polisi yang bisa menghentikan mobil di jalan, tidak berarti dia memiliki kekuasaan, tetapi dia memiliki kewenangan yang diperolehnya dari UU Lalu Lintas. Sehingga, bila seorang pemegang kewenangan melaksankan kewenangannya tidak sesuai dengan mandat peraturan yang ia jalankan, maka dia telah menyalahgunakan wewenangnya, dan untuk itu dia bisa dituntut dan dikenakan sanksi. Hasrat untuk memiliki kekuasaan merupakan keadaan alamiah manusia, persis seperti yang dimaksudkan oleh Sartre dan Nietsche. Bagi Sartre, kebutuhan dasar manusia adalah dianggap penting dan dihargai. Sementara bagi Nietsche, manusia pada dasarnya selalu didorong oleh hasrat untuk menjadi manusia super, manusia yang berkuasa. Dalam konteks kedudukan politik, boleh jadi hasrat manusia alamiah inilah yang mendorong seseorang mengejar kekuasaan politik. Menurut Lord Acton, kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan absolut pasti korup. Hal itu sudah diketahui banyak orang, khususnya yang memperhatikan praktik kekuasaan atau politik, baik di pemerintahan, korporasi, maupun organisasi kemasyarakatan Di sisi lain, karena politik berusaha mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat, politik juga dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat luas. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang yang melalui proses politik sekaligus diberi amanah untuk bekerja untuk rakyat malah menjadi orang pertama yang mengkhianati amanah itu, dengan mengedepankan kepentingan pribadi dan golongannya sendiri di atas kepentingan rakyat. Jadi, sebenarnya orang-orang yang bekerja dalam orbit politiklah, dan bukan politik itu sendiri, yang telah membuat stigma dan label bahwa politik selalu berorientasi pada kekuasaan. Contoh Kekuasaan Contohnya Presiden, ia membuat UU subyek dari kekuasaan tetapi juga harus tunduk pada Undang-Undang objek dari kekuasaan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian, Dan Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna Beserta Contohnya Lengkap. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
YqCQ. 1x4wfhfn9w.pages.dev/81x4wfhfn9w.pages.dev/3351x4wfhfn9w.pages.dev/5691x4wfhfn9w.pages.dev/81x4wfhfn9w.pages.dev/4511x4wfhfn9w.pages.dev/3731x4wfhfn9w.pages.dev/4351x4wfhfn9w.pages.dev/59
hubungan politik dan kekuasaan